Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U20, menjadi sorotan publik setelah timnya tersingkir dari Piala Asia U20 2025. Kekalahan telak 1-3 dari Uzbekistan, ditambah dengan hasil buruk sebelumnya melawan Iran (0-3), membuat banyak netizen menyerukan evaluasi terhadap kinerjanya. Dalam dua pertandingan, Timnas U20 kebobolan enam gol, dengan lima di antaranya berasal dari situasi set-piece, yang menunjukkan kurangnya persiapan dan taktik yang tepat dari Indra.

Ketua PSS, Yoyok Sukawi, mengapresiasi usaha para pemain, namun mengingatkan bahwa hasil ini tidak bisa diterima begitu saja. Harapan untuk lolos ke Piala Dunia U20 2025 kini sirna, dan banyak yang mendesak agar Indra Sjafri dipecat. Kontraknya yang masih berlaku hingga 2027 menimbulkan masalah terkait kompensasi jika PSSI memutuskan untuk mengambil langkah tersebut.

Prediksi Shinta Yong mengenai kelemahan tim terbukti akurat. Sejak awal, ia telah memperingatkan tentang perlunya memperkuat pertahanan untuk menghadapi tim-tim berkualitas di Piala Asia. Namun, upaya untuk menaturalisasi pemain berbakat Dion Marx terhalang oleh masalah waktu, sehingga ia tidak dapat berkontribusi di turnamen ini.

Di sisi lain, kabar gembira datang dari Dion Marx, yang baru saja dinaturalisasi menjadi WNI dan tampil mengesankan di liga Belanda. Ia berhasil mencetak gol dalam pertandingan U21, menunjukkan potensinya yang besar untuk masa depan Timnas Indonesia. Penunjukan Jesus dan Dion Marx sebagai bagian dari skuad diharapkan dapat memberikan angin segar bagi tim yang kini tengah berjuang untuk kembali ke jalur prestasi.

Dengan situasi yang terus berkembang, publik menanti langkah selanjutnya dari PSSI dan Indra Sjafri, serta harapan bahwa Timnas Indonesia U20 dapat memperbaiki performa di masa depan.